Saturday 10 January 2015

Mungkinkah Kurus Hanya dengan Bernafas

Mungkinkah Kurus Hanya dengan Bernafas - TRIBUNNEWS.COM - Kabar terbaru mengatakan bahwa kini terdapat cara lain menurunkan berat badan, yakni hanya dengan bernapas. Apakah mungkin? Jawabannya iya, tapi ternyata kemungkinannya sangat kecil.

cara membuat twitter baru di hp android Menurut jurnal Christmas Issue of the British Medical yang dilaporkan para peneliti dari Universitas New South Wales, Australia, Anda bisa kurus hanya dengan bernapas . Ruben Meerman dan Andrew Brown pun menganalisanya secara lebih lanjut, seperti yang dilaporkan juga oleh Today Show .

Menurut para peneliti, paru-paru adalah organ ekskresi utama (sistem pembuangan untuk kelebihan material dari cairan tubuh) untuk lemak, sehingga ketika 10 kilogram lemak sudah benar-benar dipecah dalam proses oksidasi, 8 kilogram dari lemak tersebut dibuang dari tubuh sebagai karbondioksida (yang dihembuskan melalui napas). Sisanya, dihembuskan sebagai uap air.

Kaum pria mengatakan bahwa kebanyakan orang berasumsi bahwa lemak diubah menjadi energi atau panas, padahal sebenarnya lemak dipecah menjadi elemen-elemen karbon, oksigen, dan hidrogen. Ketiga elemen inilah yang membentuk sel-sel pembangun tubuh.

Inilah sebabnya mengapa berolahraga membantu individu menurunkan bobot tubuh. Ketika berolahraga, tubuh bernapas lebih cepat. Semakin banyak Anda mengambil napas, semakin banyak karbon yang Anda keluarkan.

cara membuat blog baru gratis di blogger Ketika Anda duduk di sofa sambil nonton televisi, atau ketika tidur, Anda juga akan mengeluarkan banyak karbon. Tetapi, jumlahnya memang sangat kecil. Jadi sebelum Anda nonton televisi sambil memangku toples kue kering, ingatlah bahwa setengah kilogram berat badan Anda sama dengan 3.200 kalori.

Meerman dan Brown mengingatkan, upaya Anda menurunkan berat badan dengan berolahraga bisa dikacaukan hanya dengan sedikit kelebihan makanan. Jadi Anda perlu memahami bagaimana menjaga pola makan yang benar. Menjadi kurus hanya dengan bernapas tetap akan menjadi teori dasar semata jika tidak diimbangi pola makan sehat dan lebih banyak bergerak. (Ridho Nugroho / Momtastic)